Sebutkan pers yang muncul pada zaman pergerakan!
1. Bintang Soerabaja (1861) di Surabaya
Surat kabar ini merupakan surat kabar berbahasa Melayu yang tertua di Indonesia. Isinya selalu menentang pemerintah dan berpengaruh di kalangan orangorang Cina dari partai modern di Jawa Timur. Pemimpin redaksi surat kabar ini adalah Courant.
2. Medan Prijaji (1907) di Bandung
Surat kabar ini merupakan pelopor pers nasional pemimpin redaksinya adalah RM. Tirtoadisuryo. Ia adalah orang pertama Indonesia yang bergerak di bidang penerbitan dan percetakan. Ia juga dianggap sebagai wartawan pertama di Indonesia yang menggunakan surat kabar sebagai alat untuk membentuk pendapat umum. Karena karangan-karangannya yang tajam terhadap penguasa, maka Tirtoadisuryo pernah dibuang ke Lampung. Tetapi dari tempat pembuangan itupun ia masih terus menulis karangan-karangan yang bercorak membela nasib rakyat kecil serta melawan penindasan dari pemerintah kolonial.
3. De Expres (1912) di Bandung
Dalam surat kabar De Expres terdapat karangan-karangan Douwes Dekker dengan nama samaran Dr. Setyabudi banyak menulis dalam kaitannya dengan kesadaran Nasional. Walaupun surat kabar ini terbit dalam bahasa Belanda, namun isinya berhubungan dengan masa depan Hindia Belanda. Pokok-pokok pikiran yang kemudian merupakan landasan kesatuan dan perjuangan Kemerdekaan Indonesia. Surat kabar De Expres diterbitkan oleh Indische Partij, yang dipimpin oleh Tiga Serangkai. Karena banyak mengkritik pemerintah akhirnya para tokohnya ditangkap dan diasingkan.
4. Oetoesan Hindia (1913) di Surabaya
Oetoesan Hindia adalah surat kabar yang dikelola oleh Sarekat Islam dengan pimpinan HOS Tjokroaminoto, Sosrobroto dan Tirtodanudjo. Karangan-karangannya sangat kritis yang isinya mencerminkan dunia pergerakan, politik, ekonomi, dan perburuhan.
5. Saroetomo (1912) di Surakarta
Saroetomo adalah surat kabar yang dimiliki oleh Sarikat Islam. Dengan munculnya penulis Mas Marco Dikromo tulisannya semakin banyak dibaca. Mas Marco mengomentari cara kerja komisi untuk menyelidiki sebab-sebab kemunduran dan kemakmuran rakyat Bumi Putera.
6. Hindia Putera (1916) di Belanda
Hindia Putera adalah majalah berbahasa Belanda yang diterbitkan oleh tokoh Tiga Serangkai yang dibuang ke Nederland, yaitu R.M. Suwardi Suryaningrat lewat majalah ini, mereka berhasil mempertahankan arah perjuangan mereka. Apalagi setelah Hindia Putera juga terbit dalam bahasa Melayu (Indonesia) sehingga dapat dibaca oleh Bumi Putera.
7. Indonesia Merdeka (1924) di Belanda
Majalah ini merupakan kelanjutan dari Hindia Putera. Isi dan corak karangankarangan majalah ini merupakan aksi untuk mencapai tujuan Perhimpunan Indonesia (PI), terutama untuk memperkuat cita-cita kesatuan bangsa Indonesia.
8. Surat Kabar Mataram.
Surat kabar Mataram banyak menulis tentang pendidikan, seni, dan budaya penderitaan rakyat dan
penindasan, serta perkembangan pergerakan nasional. Tokoh yang banyak menulis pada surat kabar Mataram yaitu Suwardi Suryaningrat
Surat kabar ini merupakan surat kabar berbahasa Melayu yang tertua di Indonesia. Isinya selalu menentang pemerintah dan berpengaruh di kalangan orangorang Cina dari partai modern di Jawa Timur. Pemimpin redaksi surat kabar ini adalah Courant.
2. Medan Prijaji (1907) di Bandung
Surat kabar ini merupakan pelopor pers nasional pemimpin redaksinya adalah RM. Tirtoadisuryo. Ia adalah orang pertama Indonesia yang bergerak di bidang penerbitan dan percetakan. Ia juga dianggap sebagai wartawan pertama di Indonesia yang menggunakan surat kabar sebagai alat untuk membentuk pendapat umum. Karena karangan-karangannya yang tajam terhadap penguasa, maka Tirtoadisuryo pernah dibuang ke Lampung. Tetapi dari tempat pembuangan itupun ia masih terus menulis karangan-karangan yang bercorak membela nasib rakyat kecil serta melawan penindasan dari pemerintah kolonial.
3. De Expres (1912) di Bandung
Dalam surat kabar De Expres terdapat karangan-karangan Douwes Dekker dengan nama samaran Dr. Setyabudi banyak menulis dalam kaitannya dengan kesadaran Nasional. Walaupun surat kabar ini terbit dalam bahasa Belanda, namun isinya berhubungan dengan masa depan Hindia Belanda. Pokok-pokok pikiran yang kemudian merupakan landasan kesatuan dan perjuangan Kemerdekaan Indonesia. Surat kabar De Expres diterbitkan oleh Indische Partij, yang dipimpin oleh Tiga Serangkai. Karena banyak mengkritik pemerintah akhirnya para tokohnya ditangkap dan diasingkan.
4. Oetoesan Hindia (1913) di Surabaya
Oetoesan Hindia adalah surat kabar yang dikelola oleh Sarekat Islam dengan pimpinan HOS Tjokroaminoto, Sosrobroto dan Tirtodanudjo. Karangan-karangannya sangat kritis yang isinya mencerminkan dunia pergerakan, politik, ekonomi, dan perburuhan.
5. Saroetomo (1912) di Surakarta
Saroetomo adalah surat kabar yang dimiliki oleh Sarikat Islam. Dengan munculnya penulis Mas Marco Dikromo tulisannya semakin banyak dibaca. Mas Marco mengomentari cara kerja komisi untuk menyelidiki sebab-sebab kemunduran dan kemakmuran rakyat Bumi Putera.
6. Hindia Putera (1916) di Belanda
Hindia Putera adalah majalah berbahasa Belanda yang diterbitkan oleh tokoh Tiga Serangkai yang dibuang ke Nederland, yaitu R.M. Suwardi Suryaningrat lewat majalah ini, mereka berhasil mempertahankan arah perjuangan mereka. Apalagi setelah Hindia Putera juga terbit dalam bahasa Melayu (Indonesia) sehingga dapat dibaca oleh Bumi Putera.
7. Indonesia Merdeka (1924) di Belanda
Majalah ini merupakan kelanjutan dari Hindia Putera. Isi dan corak karangankarangan majalah ini merupakan aksi untuk mencapai tujuan Perhimpunan Indonesia (PI), terutama untuk memperkuat cita-cita kesatuan bangsa Indonesia.
8. Surat Kabar Mataram.
Surat kabar Mataram banyak menulis tentang pendidikan, seni, dan budaya penderitaan rakyat dan
penindasan, serta perkembangan pergerakan nasional. Tokoh yang banyak menulis pada surat kabar Mataram yaitu Suwardi Suryaningrat